Rabu, 14 Desember 2011

Kapan tanganku tumbuh ?!




Bismillah…

Kisah ini terinpirasi oleh sebuah tayangan salah satu stasiun televisi swasta. Semoga bermanfaat !!

Pada suatu pagi seorang gadis kecil bernama Arina tengah asyik menggambar di kertas gambarnya sambil mengingat-ngingat kapan terakhir kali ia pergi ke kebun binatang bersama kedua orang tuanya, karena ia merasa sudah lama ia tak pergi kesana dikarenakan kesibuka kedua orang tuanya oleh pekerjaan mereka. Di tempat lain kedua orang tuanya sedang berada dalam sebuah mobil baru yang mereka beli, mobil itu tergolong mobil mahal jadi mereka membanggakannya. Sesampainya dirumah,

Arina     : “ mama, ini mobil baru kita ya? “
Mama   : “ Iya sayang..”
Arina     : “ Asyik.. besuk kan hari minggu, kalau begitu kita bisa pergi ke kebun binatang !!! (tukas Arina   dengan mata berbinar)
Mama   : “ bagaimana pa? “ (mama arina melempar pandang kepada suaminy)
Papa      : “ papa capek sayang, besuk papa mau bobok dirumah “
Arina     : “ ya ngga jadi deh “ (wajah arina seketika berubah menampakan sedikit kekecewaan)
Papa      : “ kapan-kapan saja ya sayang. “ (sambil berlalu kedalam rumah)
Mama   : “ ayo sayang kita masuk..” (mengelus rambut arina sambil menggandeng tangannya)

Pada suatu pagi seperti biasanya Arina menggambar gambar sesuatu, namun kali ini bukan di kertas gambar, ia menggambar di tembok rumah bahkan ia juga menggambar di mobil baru mereka. Kemudian mama Arina memergoki hal tersebut, sontak mama Arina memanggil suaminya bermaksud mengadu kalau mobil baru mereka penuh dengan coretan hasil gambaran Arina.

Mama   : " papa.. papaa.. lihat ini apa yang telah diperbuat Arina !! “ sambil memehatikan kaca dan bagian mobil lainnya yang penuh coretan dengan wajah memerah)
Sang suami keluar rumah mencari-cari Arina, dan ia mendapati Arina yang sedang asyik menggambar ditembok sebelah rumah.
Papa        : “ Arina.. kamu apakan mobil baru kita !!! “ (sambil melayangkan pukulan pertama di lengan Arina)

Sementara Arina menangis meraung-raung minta ampun sang mama berupaya melerai suaminya agar menghentikan pukulannya pada Arina. Namun tetap saja sang suami menghujamkan beberapa kali lagi pukulan di tepat yang sma, yaitu tangan kangan Arina.
Keesokan harinya di meja makan.

Papa      : “ makan ma..”
Mama   : “ iya pa, oia pa sepertinya Arina demam. Ayo kita bawa dia ke rumah sakit !”
Papa      : “ mungkin juga demam biasa.”
Mama   : “ kalau papa tidak mau, yasudah mama bawa Arina sendiri.”
Papa      : “ yasudah papa antar.”
(Dirumah sakit)
Mama   : “ bagaimana dokter? “
Dokter  : “ maaf pak, buk.. tangan Arina harus di amputasi dikarenakan ada luka yang serius dibagian lengannya, jika tidak segera diamputasi maka akan menjalar dan berbahaya bagi Arina.” (jelas dokter pada kedua orang tua Arina)
Papa      : “ apa dok? Tapi kan Arina masih kecil, apa tidak ada cara lain.” (panik)
Dokter  : “ maaf pak. Luka di tangan bagian dalam Arina sudah parah, tidak ada cara lain selain di amputasi.”
(Di beranda rumah)
Arina dan kedua orang tuanya turun dari mobil barunya.
Arina     : “ mama sama papa sudah ngga marah sama Arina lagi kan, karena mobil baru kita yang Arina gambarin waktu itu? “
Mama   : “ tidak sayang.” (senyum)
Arina     : “ kalau begitu kapan tangan Arina tumbuh lagi? Arina janji ngga akan corat-coret mobil kita lagi.”
Mama dan Papa               : !@#$%^&*()_+
Mereka tak mampu menjawab pertanyaan lugu Arina, hanya airmata yang menjadi jawaban atasnya.


“Kelengahan kita karena membiarkan Amarah menguasai diri kita akan mengakibatkan penyesalan  bahkan akibat yang buruk untuk kehidupan selanjutnya.”

*nasihat ini untukku dan semoga untukmu pula)

2 komentar:

  1. nice posting :)
    karangan ndiri?

    BalasHapus
  2. afwan ukhty,,, kisah ini icha uraikan kembali dari hasil nonton televisi.. hehe,, ATM deh istilahnya :)

    BalasHapus