Bismillah..
Tinnnnn… tiiiiiiin…
Selalu saja suara klakson bersahut-sahutan di Trafic Light
(mayoritas), apa mereka hendak mengadakan perlombaan balap sepeda? Saya rasa
tidak. Jujur saya gemas dengan mereka yang menyembunyikan klakson ketika lampu
hijau baru saja menyala. Satu detik. Bahkan masih dalam keadaan lampu berwarna
kuning. Telinga berasa geli, iihhhh…. Sabar kenapa?
Apa mereka menganggap barisan terdepan tidak bersiap untuk melaju pula? Atau masih tertidur karena menunggu lampu hijau menyala? (toeeng!!) tentu tidak pak, buk, mbak, mas.. yang di depan itu juga bersiap tancap gas melarikan diri dari suara nakal klakson anda. Terkadang kita sulit mengerti keadaan orang lain, terlalu banyak berprasangka. Saya tahu anda terburu-buru, tapi bukan berarti asal membunyikan klakson kepada orang-orang yang anda anggap menghambat perjalanan anda (barisan terdepan antrian lampu merah).
Apa mereka menganggap barisan terdepan tidak bersiap untuk melaju pula? Atau masih tertidur karena menunggu lampu hijau menyala? (toeeng!!) tentu tidak pak, buk, mbak, mas.. yang di depan itu juga bersiap tancap gas melarikan diri dari suara nakal klakson anda. Terkadang kita sulit mengerti keadaan orang lain, terlalu banyak berprasangka. Saya tahu anda terburu-buru, tapi bukan berarti asal membunyikan klakson kepada orang-orang yang anda anggap menghambat perjalanan anda (barisan terdepan antrian lampu merah).
Bukankah kita semua tak
ingin terlalu berlama-lama di traffic light? Saya tahu, udara mungkin sedang
panas-panasnya, ada deadline di tempat kerja, atau mata proses pembelajaran
akan segera dimulai? Tidak..!! bukan kita tidak cekatan atau lamban dalam
mengendarai kendaraan. Tapi sekali lagi, sabar. Entah barisan terdepan itu
tengah bernafas sejenak, atau sedang mempersiapkan untuk perjalannya.
Terlebih ketika ada sebuah kendaraan yang tiba-tiba mogok
yang saat itu lampu hijau bersiap menyala,, aduuh.. amat kasian, ibarat sudah
jatuh tertimpa tangga (berlebihan ya?). mesin ngadat, klakson tetangga berbunyi
nyaring pula. Jujur jika itu terjadi kepada saya, gugup, canggung, malu.
Saya tiada lebih sedang belajar untuk bersabar, karena pada
dasarnya bagi saya kehidupan ini adalah sebuah proses pembelajaran yang tiada
akan ada habisnya..
detik ini saya sabar, namun siapakah yang bisa menjamin beberapa saat kemudian sabar itu masih ada dalam diri saya? Bukankah hati manusia berada dalam genggaman Allah Azza Wa jalla? Oleh karena itu saya mengatakan bahwa saya dalam proses belajar untuk Hidup dan memaknai hidup.
detik ini saya sabar, namun siapakah yang bisa menjamin beberapa saat kemudian sabar itu masih ada dalam diri saya? Bukankah hati manusia berada dalam genggaman Allah Azza Wa jalla? Oleh karena itu saya mengatakan bahwa saya dalam proses belajar untuk Hidup dan memaknai hidup.
Sabar memanglah pahit, namun bukankah buahnya amat manis
rasanya? :)
Ah.. apapun perspektif kita, belajar bersabar di traffic
light semoga berbuah ridho dari-Nya. Aamiin
*senyum)