Oleh
: Eka Kurniasari / SM-D / semester 1
Bismillah…..
Dewasa ini kita sudah tidak
asing lagi dengan istilah “ Emansipasi “. Apa itu emansipasi? Emansipasi
merupakan istilah yang digunakan sebagai penyebutan upaya dalam menuntut hak
persamaan derajat antara kaum hawa dengan kaum adam.Di Indonesia kita mengenal
istilah Emansipasi ini dengan pelopornya yakni RA. Kartini, seorang pahlawan
wanita kelahiran kota Rembang yang
memperjuangkan hak-hak wanita pribumi pada masa penjajahan. RA. Kartini ingin
menghapus paham bahwasanya wanita itu tugasnya hanya di dapur, kasur, dan
sumur.
Nah…
lantas apakah maksud dari “ Westernisasi “ itu? Westernisasi merupakan upaya
orang-orang barat untuk meracuni fikiran-fikiran orang beradab dengan hal-hal
negative yang bertujuan untuk merusak kepribadian kita sebagai Muslimah.
Mari
kita tengok dan kita pahami dengan seksama, adakah saat ini para wanita
Indonesia masih beranggapan pada Emansipasi yang sesungguhnya? Apakah
Emansipasi ditunjukan dengan cara mengumbar aurat di atas catwalk? Bersolek,
berlenggak-lenggok kanan kiri? Atau Emansipasi itu ketika ada seorang Isteri
yang tidak lagi ta’at terhadap suami? Pergi keluar rumah tanpa idzin, dengan
dalih mencari uang yang kemudian kita dapat saksikan mereka diluar sana sedang
apa? Bersenang-senang dengan laki-laki lain, atau pergi ke pusat perbelanjaan
menghabiskan uang suami? Bukankah juga tidak jarang kita temui para muda-muda
melakukan tindak asusila, berpacaran melampaui batas kewajaran hingga
menghantarkannya kepada “ married by
Accident “ ? Atau istilah Emansipasi ini patut kita sandangkan ketika ada
perempuan yang terang-terangan ingin menghancurkan Islam dengan doktrin-doktrin
negative baratnya?
Sudahkah kita menyadari
bahwasanya betapa mahal harga seorang wanita, hingga rupiahpun tak mampu untuk
menebusnya. Namun banyak pula yang belum menyadari berharganya seorang wanita.
Sepertinya sekarang ini makna “ Emansipasi “ sudah beralih arti menjadi “
Westernisasi “ atau kebarat-baratan. Betapa tidak? Yang semestinya dilakukan
oleh kaum muslimah adalah menutup auratnya di hadapan non mahram malah sekarang
banyak yang mengetahui hal ini, aurat yang seharusnya ditutup agaknya sekarang
menjadi dibungkus. Kata dibungkus disini identik dengan menutup rapat-rapat
atas apa yang seharusnya dilonggarkan (pakaian-pen). Benar mereka berpakaian,
tetapi sebenarnya telanjang. Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda :
“
Ada dua golongan ahli neraka yang belum pernah aku lihat. Mereka adalah kaum
memegang cambuk seperti ekor sapi yang mereka gunakan untuk mencambuki manusia
(tanpa hak), dan wanita yang berpakaian namun telanjang, berjalan
berlenggak-lenggok sambil meliuk-liukan kepala mereka seperti punuk unta
melenggak-lenggok. Mereka tidak masuk surga dan tidak akan mencium aromanya,
padahal aromanya bisa dicium dari jarak segini-segini ( HR. Muslim )
Betapa
banyak sekarang ini para wanita yang meninggalkan pakaian kebesarannya, mereka
enggan mengenakan hijab. Lebih menyukai hot
pan dan tank top. Apakah itu
pakaian seorang wanita muslimah. Apakah ini yang disebut Emansipasi? Mode
kebarat-baratan telah merasuk kedalam kepribadian wanita Indonesia.
Duhai
saudari.. betapa kita telah dilenakan tentang hal ini? Emansipasi yang di
pelopori oleh RA. Kartini bukanlah hal demikian, ia memperjuangkan hak wanita
dengan tidak melupakan syari’at Islam. Jika dahulu RA. Kartini sangat mengelu-elukan
Emansipasi itu karena dahulu keberadaan wanita seakan tidak dianggap, kemampuan
wanita diragukan dihadapan laki-laki. RA. Kartini menuntut di samakan dalam hal
intelegensi, bukan semata-mata profesi, bukan semata-mata untuk modal gengsi.
Apakah kita rela jika martabat kita dijatuhkan dihadapan laki-laki ajnaby (bukan mahram) disebabkan perilaku kita yang tidak mencerminkan sebagai seorang muslimah? Ketahuilah, rasa malu itu bagian dari iman. Jika sudah hilang rasa malu dengan beraninya kita melanggar syari’at islam dalam hal berpakaian serta bertingkah laku. Maka dimanakah letak wibawa seorang wanita? Tak jarang kita temui, banyak wanita yang berkerudung, namun pakaiannya tidak memenuhi bagaimana seharusnya pakaian seorang muslimah. Dalam berpakaian kita juga harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Menutup
seluruh anggota tubuh kecuali yang tidak wajib untuk ditutup ( telapak tangan
dan wajah )
2. Tidak
menampakan bentuk tubuh ( tidak ketat atau press body ).
3. Tidak
tipis.
4. Tidak
menyerupai pakaian orang kafir
5. Tidak
diberi wangi-wangian sehingga laki-laki ajnaby dapat mencium baunya.
6. Bukan
pakaian libash syuhrah
7. Tidak
menyerupai pakaian laki-laki.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersanda :“ Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik
perhiasan adalah wanita sholihah “ ( HR. Bukhori )
Wanita yang mampu menjaga izzahnya (kemuliaan) adalah mereka yang senantiasa berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Mereka yang menjaga pergaulan dengan yang bukan mahramnya serta cara berpakaiannya. Coba kita kembali kepada sejarah berpuluh tahun yang lalu, yaitu kepada beliau RA. Kartini, bukankah RA. Kartini adalah seorang pahlawan yang memperjuangkan Emansipasi wanita? Lihatlah bagaimana orang-orang dahulu berpakaian, mereka menggunakan pakaian tertutup yaitu kebaya dan jarik, meskipun kebanyakan dari mereka belum menggunakan kerudung, tapi kita tahu bagaimana mereka menjaga martabatnya dengan tidak berpakaian yang sejatinya telanjang.
Bagaimana seorang wanita akan dihargai lelaki apabila penampilannya saja sudah merusak hati? Duhai saudari, ketahuilah bahwasanya sebaik-baik pakaian menurut sisi Allah adalah pakaian taqwa, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surah Al-A’raf ayat 26 :
“
Wahai anak cucu Adam ! Sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk
menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian taqwa, itulah yang
lebih baik…. “
Jika
benar Negara barat telah mengoar-ngoarkan Emansipasi, mengapa Amerika yang
negaranya sebagai Adi kuasa masih dipimpin oleh kaum lelaki bukan wanita?
Lantas Emansipasi yang mana yang akan di adopsi oleh bangsa Indonesia? Allah
Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surah An-Nisaa’ ayat 34 :
“Kaum
lelaki itu adalah sebagai pemimpin (pelindung) bagi kaum wanita.”
Jika kita mendengar kata wanita, maka yang terbayang dibenak kita adalah airmata. Namun apakah semua wanita identik dengan kelemahan tubuh serta airmata yang mengalir dipipinya. Wanita adalah makhluk ciptaan Allah yang dibekali dengan kelebihan kepekaan rasa bila dibandingkan dengan kaum pria. Tak heran jika wanita lebih terkesan lembut dan lebih mampu memahami keadaan sekitarnya.
Seorang wanita tidaklah perlu menuntut suatu hal yang diluar kodratnya, karena Allah telah menetapkan bagian masing-masing kepada hamba-Nya. Ber-Emansipasilah tanpa meninggalkan syari’at beragama. Mengkaji Islam dan mengimplementasikannya kedalam kehidupan sehari-hari. Ber-Emansiapasi yang sesungguhnya adalah mampu untuk membawa kebaikan bagi semua orang maupun Negara. Karena wanita adalah tiang Negara, jika buruk wanitanya maka buruk pulalah negaranya, namun jika baik wanitanya, maka negaranyapun akan baik. Dan jangan pergunakan dalih Emansipasi hanya untuk mempermudah bagi kita bertindak leluasa melanggar syari’at Islam.
Allahu wa rasulluhua’lam bishshowab.. :)